Sukses, berapa kali
kalian mendengar kata itu? Puluhan? Ratusan? Atau bahkan hingga ribuan?. Pasti
sudah tidak asing dan sudah familiar dengan pesona kata sukses. Bagi sebagian,
atau bahkan banyak kalangan, kesuksesan adalah primadona yang banyak diburu dan
menjadi incaran manusia yang hidup di alam raya ini. Banyak pendapat, argumen,
pernyataan yang menyatakan sukses itu seperti ini, sukses itu begini, sukses
itu begitu, sukses itu harus seperti ini, sukses itu sudah selayaknya melakukan
begini, bla bla bla bla bla dan lain sebagainya. Banyak perbedaan persepsi yang
menyeruap kepermukaan tentang kesuksesan, banyak pendapat yang muncul tentang
tolok ukur kesuksesan. Lantas seperti apakah sukses menurut pendapat kalian?
Silahkan menafsirkan sendiri dalam hati, pikiran atau mungkin lewat tulisan.
Disini, penulis akan sedikit berpendapat mengenai apa itu kesuksesan, dan apa
tolok ukurnya menurut sudut pandang saya pribadi. Bagi saya, sukses adalah
kontribusi. Apakah itu sukses adalah kontribusi? Jadi begini, seperti yang
disabdakan Rasulullah SAW, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi
sesamanya. Dari sabda tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia terbaik
adalah yang mampu menebar manfaat di kesempatan hidupnya didunia dan itu adalah
sebaik-baik manusia. Maka dari itu sudah jelas bahwa jika kita ingin sukses
maka kita harus berkontribusi dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi
bagaimanapun.
Lantas kemudian apakah yg dimaksud dengan kontribusi,
bagi saya kontribusi adalah saat bagaimana sistem dapat berjalan dan berkembang
dengan baik ketika dirimu berada didalamnya. Jadi jika kalian berada dalam
wadah sebuah sistem maka kalian dapat dikatakan berkontribusi dengan baik saat
sistem dapat berjalan sesuai porosnya dan berkembang dengan baik tanpa mengalami
degadrasi. Dimanapun tempatnya, dan kapanpu itu, jika kontribusi kita maksimal
maka kepercayaan itu akan datang dengan sendirinya. How you do anything is how you do everything, Bagaimana kalian
melakukan sesuatu adalah bagaimana kamu melakukan segalanya. Kebiasaan disini
berpengaruh sangat besar terhadap citra dan kepercayaan yang nantinya akan
kalian dapatkan. Saat kepercayaan itu sudah muncul maka kontribusi yang kalian
lakukan akan dapat terlaksana lebih maksimal. Dari sini dapat ditarik kesimpulan
bahwa sukses bukanlah saat kalian bergelimangan harta, uang banyak, mobil
puluhan, rumah ada dimana-mana, gaji puluhan juta kemudian kerjaan lancar,
lebih dari itu sukses adalah seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh
orang-orang disekitar kalian atas hadirmu ditengah-tengah mereka. Percuma jika
seluruh kekayaan dan harta kita miliki tapi kontribusimu tidak ada di tengah-tengah
saudara-saudaramu yang menyaksikanmu sehari-hari. Harta hanyalah hadiah dan
akibat yang ditimbulkan dari kontribusimu ditengah-tengah masyarakat. Dan satu
hal lagi yang tak kalah penting bahwa kesuksesan yang kita dapatkan bukanlah
murni dari usaha kita pribadi, maka kita tidak patut menyombongkan diri
terhadap apa yang telah kita miliki. Sebagian dari yang kita miliki adalah
milik mereka, saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan dari kita.
Kesuksesan yang kita peroleh tak pernah lepas dari kuasa sang pencipta, kita
hanya sebagai perantara saja.
Ibarat kata seperti kertas putih, jika ada pertanyaan
mengapa kertas putih tersebut bisa terlipat? Pasti mayoritas menjawab karena
dilipat. Padahal jauh dari itu, jawaban yang harusnya mendahului dari jawaban
tersebut adalah karena kertas memiliki daya untuk dilipat dan karena ada yang
melipat. Begitu pula manusia, mengapa manusia sukses? Karena manusia memiliki
daya untuk sukses dan ada yang mensukseskannya yaitu sang pencipta Allah SWT.
Mustahil rasanya jika manusia sukses karena kemampuan pribadinya semata.
Manusia sebenarnya hanyalah media saja, yang menjalankan Tuhan, yang memberikan
kekuatan untuk sukses juga Tuhan. Maka tidak pantas jika kita angkuh terhadap
apa yang telah kita dapatkan hingga detik ini. Tetaplah rendah hati, jadilah
manusia yang ahli syukur, ahli sabar dan memandang diri ini rendah meskipun
orang-orang memenadang dirimu luar biasa. Waallahua’lam Bisshawab. Mohon maaf
atas segala kekurangan ilmu dan pengetahuan dari penulis, akan tetapi
kekurangan ilmu dan pengetahuan tidak mengugurkan kewajiban untuk mengajak dan
mengingatkan kepada kebaikan. :D
3 Januari 2013
-Abdul Ony Setiawan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar